Jumat, 30 November 2012
Penipu Yang Benar-Benar Cerdik
Paijo adalah seorang penipu yang benar-benar cerdik dan sudah terkenal di seantero jagat penipuan. Ketenaran Paijo dalam hal menipu membuat Paidin penasaran dan ingin mencoba kemampuannya.
Di kampungnya, Paidin dikenal sebagai seorang yang pintar dan bijaksana dalam segala hal tapi sering terlalu percaya diri dan agak sombong. Suatu hari Paidin mengundang Paijo untuk datang ke rumahnya untuk makan siang dengan maksud untuk sekalian menjajal kemampuan Paijo dalam hal menipu, tetapi secara mendadak tanpa persiapan. Waktu itu, Paijo datang dengan naik ojek dan tidak tahu apa maksud sebenarnya dari Paidin. Setelah selesai makan, Paidin menantang Paijo untuk menipu dirinya. Paidin yakin bahwa Paijo tidak siap dengan tantangan mendadak seperti itu dan yakin sekali kalau dirinya pasti dapat mengendalikan situasi karena di rumahnya sendiri. Inilah cuplikan dialog mereka.
Paidin : ”Saya dengar dari orang-orang di pasar katanya kamu seorang penipu yang hebat, bahkan saya dengar kamu pernah berhasil menipu para blogger juga ya”.
Paijo : ”Ah kang Paidin, yang sampean dengar itu tidak benar. Saya kan cuma penipu kelas teri yang kebetulan sedang beruntung saja kang”.
Paidin : ”Sekarang saya mau mencoba kemampuan kamu. Kalau bisa, cobalah kamu tipu saya sekarang”.
Paijo : ”Jangan kang, nanti saya malu karena gak mungkin saya bisa menipu kang Paidin yang sudah terkenal pintar dan bijaksana di seantero kampung”. Paijo merendah karena tahu kemampuan Paidin yang tidak bisa dianggap enteng.
Paidin : ”Kalau begitu, begini saja. Kalau kamu bisa menipu saya hari ini, kamu akan saya kasih sepeda motor kesayanganku dan aku janji tidak akan melaporkan kamu ke polisi”. Paidin jadi tambah ge-er dan mulai lupa diri.
Paijo : “Ya sudah kalau kang Paidin maksa, tapi saya gak bisa nipu kang Paidin hari ini karena saya tidak bawa alatnya. Soalnya, untuk menipu orang pinter kayak kang Paidin ini perlu alat khusus yang cukup rumit”.
Paidin : “Kalau begitu, kamu saya antar pakai motor saya untuk ambil alatnya supaya bisa dicoba hari ini juga”. Paidin tambah jadi penasaran dan mau lihat seperti apa alat yang dimaksud.
Paijo : ”Tapi kang, alatnya cukup besar dan berat sehingga tidak bisa dibawa kalau kita berboncengan. Kalau pakai sepeda motor, musti diboncengkan di belakang dan diikat kuat-kuat supaya tidak jatuh. Soalnya kalau sampai jatuh dan rusak, saya rugi kang karena itu alat langka dan harganya lebih mahal daripada motornya kang Paidin ini”.
Paidin : ”Ya sudah, kalau begitu kamu ambil sendiri pakai motor saya dan cepat kembali ke sini untuk dicoba. Tapi cepat kembali dan jangan lama-lama ya”.
Paijo : “Baiklah kang, saya pakai motor kang Paidin untuk ambil dulu alat saya di rumah. Tunggu ya kang”. Paijo tersenyum dan ngeloyor pergi kerumahnya.
Setelah Paijo pergi, Paidin nunggu sampai berjam-jam tapi yang ditunggu tidak datang-datang juga. Padahal jarak rumah Paijo cuma sekitar setengah jam naik sepeda motor. Karena capek menunggu, akhirnya Paidin ketiduran di sofa sampai lewat tengah malam. Setelah bangun, Paidin baru mulai sadar apa yang telah terjadi.
Paidin : “Tadi Paijo bilang mau ambil alat pakai motorku dan sampai sekarang dia tidak kembali …. Waduh sial, … betul-betul tertipu aku. Mana ada orang menipu pakai alat …. amblas deh sepeda motorku ….. dasar Paijo”.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar